Tips dan Trik Memotret Prosesi Akad Nikah

Tips dan Trik Memotret Prosesi Akad Nikah
Sumber Foto :Pexel.com

Prosesi akad nikah biasanya diadakan sebelum resepsi pernikahan, bisa beberapa jam sebelum resepsi atau juga beberapa hari sebelumnya. Karena acara ini terbilang sakral dan hanya terjadi satu kali dalam hidup pengantin, maka sebagai seorang fotografer kita harus benar-benar sudah punya persiapan, jangan sampai kita kehilangan momen penting dalam acara tersebut.

Beberapa tips berikut mungkin bisa menjadi pertimbangan bagi anda dalam melakukan pemotretan pada prosesi akad nikah :

  • Datang lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
    Hal ini akan sangat bermanfaat, sebab dengan datang lebih awal kita bisa lebih mengenal lokasi, memasang perlengkapan, memotret lokasi prosesi dalam keadaan kosong dan sebagainya

  • Pencahayaan Ruangan.
    Pencahayaan dalam ruangan bisa ditambahkan dengan penggunaan flash, tergantung kondisi cahaya dalam ruangan. Teknik bounching adalah yang paling simple, namun jika bidang pemantul cahaya berwarna gelap atau terlalu tinggi, teknik ini tidak mungkin digunakan sebab cahaya yang dipantulkan tidak akan sempurna mengenai objek.

    Untuk mengatasinya ada baiknya anda menggunakan lampu payung atau softbox. Pada saat pemasangan, perkirakan dimana posisi calon pengantin nantinya kemudian pasang softbox anda pada tempat yang kira-kira kedua pengantin tersebut akan mendapat cahaya yang bagus, misalnya jika anda mempunyai 2 buah softbox dapat meletakkannya pada posisi diagonal objek (depan sebelah kiri, belakang sebelah kanan) dan waktu pemotretan nantinya dapat dengan fill in menggunakan flash eksternal untuk menutupi area yang gelap (bayangan)

  • Settingan Kamera.
    Setelah peralatan anda terpasang dengan sempurna, coba ambil beberapa kali jepretan kemudian lihat hasilnya, mainkan ISO, Shutter, Apperture, WB dan sebagainya untuk mendapatkan hasil yang bagus. Usahakan ISO yang digunakan tidak lebih dari 400 untuk menghindari noise dan Shutter Speed minimal pada angka 40 agar foto kelihatan freeze, atur ulang posisi softbox bila diperlukan. Matikan segala jenis suara dari kamera seperti bunyi beep dll dan juga lampu indikator pada kamera yang mungkin saja dapat mengganggu khidmadnya acara nantinya

  • Teknik Pemotretan.
    Selalu perhatikan komposisi foto, jangan lewatkan hal-hal kecil sekalipun. Jika kedua calon pengantin sudah tiba dilokasi, maka Andapun harus sudah benar-benar siap. Pada tahap awal, potretlah calon pengantin mulai dari mereka keluar dari mobil sampai mereka sudah duduk dalam ruangan prosesi pernikahan.

    Pada saat acara telah dimulai, mulailah dengan memotret seluruh isi ruangan untuk menggambarkan jumlah orang yang hadir pada saat prosesi pernikahan. Selanjutnya potret seluruh kegiatan prosesi akad nikah, ambil minimal 2 kali untuk tiap kegiatan sebagai backup jika seandainya foto pertama kurang memuaskan. Perhatikan juga mimik atau ekspresi kedua calon pengantin, keluarga, atau tamu yang hadir pada saat prosesi akad nikah khususnya pada saat ijab kabul.

    Selain itu, untuk lebih memperindah komposisi foto Anda, masukkan nilai-nilai seni yang mungkin terdapat pada ruangan seperti ukiran pada langit-langit dalam ruangan, jam dinding klasik dan sebagainya. Pada saat prosesi akad nikah ini biasanya para tamu khususnya saudara atau teman dari pengantin, yang juga menjadi fotografer dengan kamera handphone. Kadang hal ini akan mempengaruhi hasil foto anda, pengantin yang anda jadikan sebagai objek utama dalam foto akan jadi kurang menonjol oleh ramainya background yang ada dibelakang pengantin. Oleh sebab itu, arahkan mereka dengan sopan atau ubah sudut pengambilan foto anda.

  • Foto Kelompok/Foto Bersama (jika ada). Untuk sesi foto bersama yang harus anda utamakan terlebih dahulu adalah keluarga pengantin mulai dari kedua orang tua, saudara, hingga keluarga besar dari kedua pengantin. Untuk hal ini anda bisa menghubungi koordinator foto yang telah ditunjuk oleh pengantin sebelumnya. Ambil minimal 2 kali pemotretan sebagai backup untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam foto seperti adanya salah satu objek yang belum siap, mata merem dan lain sebagainya.
Beberapa poin dibawah ini mungkin bisa Anda jadikan acuan tentang momen apa saja yang harus Anda foto pada suatu acara prosesi akad nikah. Biasanya, karena ini adalah acara formal maka daftarnya mungkin tidak akan jauh berbeda untuk tiap daerah :

PertamaSebelum Calon Pengantin Hadir : Gedung tempat prosesi (dalam dan luar ruangan), pintu masuk, dekorasi ruangan, tamu yang telah hadir

KeduaKetika Calon Pengantin Tiba ditempat Prosesi : Pengantin turun dari mobil (kalau ada), pengantin memasuki ruangan, ekspresi para tamu menyambut kedua pengantin

KetigaPada Saat Acara Dimulai : Foto seluruh ruangan ketika MC membacakan susunan acara, sungkeman, arahan dari penghulu, kata sambutan dari pihak keluarga, Ijab Kabul, Penyerahan mahar/maskawin, penandatanganan buku nikah, pemasangan cincin, kedua pengantin memperlihatkan cincin dan buku nikah, foto keluarga

Semoga bermanfaat

Cara Ganti Background Foto Paling Mudah dan Cepat Dengan Quick Selection Tool Photoshop


Pada postingan ini kita akan membahas tentang bagaimana memaksimalkan penggunaan Quick Selection Tool untuk Mengganti Background Foto dengan Mudah dan Cepat di Photoshop. Tool seleksi yang satu ini kerap digunakan para editor foto untuk proses mengganti background karena penggunaannya yang cukup mudah dan simpel.

Namun agar saat pengerjaan bisa lebih cepat dan mudah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan Quick Selection Tool ini :
  • Quick Selection Tool bekerja dengan mengenali warna yang ada pada foto. Maka dari itu, akan lebih baik jika warna pada tepian objek utama dengan background yang akan dihapus tidak sama, atau dengan kata lain ada perbedaan warna yang menonjol antara objek utama dengan background. Sebagai contoh, objek utama memiliki warna baju yang mirip/hampir mirip dengan warna daun yang ada dilatar belakang foto. Ini bisa dikecualikan jika pada tepian baju objek ada warna lain yang membatasinya dengan warna background.
  • Objek utama tidak blur. Semakin tajam objek utama maka proses pengerjaan dengan Quick Selection Tool ini akan semakin mudah dan cepat
  • Ukuran foto/jumlah pixel. Mungkin agak sedikit lebih sulit mengganti background dengan Quick Selection Tool ini jika ukuran foto Anda sangat kecil seperti foto dari ponsel (beberapa ponsel sudah menyediakan foto dengan resolusi besar), foto yang telah di cropping sebelumnya dan lain sebagainya.
Sekarang mari kita lihat bagaimana cara mengganti background foto dengan Quick Selection Tool Photoshop ini. Silahkan buka Photoshop Anda. Biasanya Quick Selection Tool ini akan bergandengan dengan Magic Wand Tool. Coba tekan tombol W pada keyboard. Jika yang terpilih adalah Magic Wand Tool, Anda dapat klik kanan pada tool tersebut kemudian pilih Quick Selection Tool. Setelah itu pada bagian atas pilih Add to Selection (Tanda Plus)

Ganti Background Foto Magic Wand Tool Photoshop

Jika sudah melakukan pengaturan seperti di atas, buka foto yang akan dikerjakan di Photoshop. Untuk postingan ini saya menggunakan foto dari Pexels. Anda bisa mendownload nya disini

Foto sudah terbuka di Photoshop. Sekarang mari kita seleksi objek utama dan membuang background asli pada foto. Pastikan Quick Selection Tool sudah dalam keadaan aktif.
  1. Sapukan kursor (klik dan tahan) ke seluruh bagian objek utama, sehingga Anda akan melihat garis putus-putus pada tepian objek utama. Lakukan secara perlahan agar objek terseleksi dengan baik. Anda dapat mengabaikan dulu jika ada bagian background yang ikut terseleksi, sebab kita bisa merapikannya pada langkah nomor 2
    Ganti background foto di Photoshop

  2. Untuk merapikan jika ada bagian background yang ikut terseleksi, tekan tombol Alt pada keyboard, kemudian sapukan lagi kursor pada foto untuk mengurangi bidang seleksi
    Cara Ganti background foto di Photoshop

  3. Selanjutnya kita akan membuang background yang ada sekaligus menghaluskan tepian objek utama pada foto. Silahkan klik tombol Refine Edge, atau dapat juga dengan klik kanan pada foto kemudian pilih Refine Edge.

  4. Pada kasus foto ini saya hanya melakukan sapuan kursor pada seluruh tepian objek (termasuk rambut) untuk mendapatkan hasil tepian yang lebih halus. Saya juga mengaktifkan Decontaminate Colors untuk mengurangi warna pada bagian yang terkena sapuan dan Output to-nya pada pilihan New Layer with Layer Mask
    Cara Ganti background foto di Photoshop

    Pada beberapa foto, pengaturan Refine Edge seperti ini mungkin tidak akan memberikan hasil yang baik. Untuk itu silahkan Anda cek pada postingan Refine Edge dan Pengaturannya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

  5. Setelah menekan tombol OK pada jendela Refine Edge, maka secara otomatis background sudah terhapus. Anda dapat melihatnya pada panel Layer sekarang sudah ada Layer tambahan diatas Layer Background.
    Ganti background foto di Photoshop dengan Quick Selection Tool 1

  6. Masukkan background baru dengan menekan/klik Menu File kemudian klik Place. Silahkan pilih foto atau gambar untuk dijadikan background baru. Setelah menekan tombol OK, Anda akan temukan background baru yang menghalangi/menimpa objek utama. Silahkan tekan dulu tanda centang pada bagian atas
    Cara Ganti background foto di Photoshop 6

  7. Sekarang letakkan Layer Background baru ini dibawah Layer Objek utama. Atur posisinya menggunakan Move Tool
    Cara Ganti background foto di Photoshop

  8. Jika sudah selesai, silahkan Save pekerjaan Anda.

Oke, itulah salah satu dari 5 cara yang bisa Anda gunakan untuk mengganti background foto dengan Photoshop. Semoga semua kalimat dalam postingan Cara Ganti Background Foto Paling Mudah dan Cepat Dengan Quick Selection Tool Photoshop ini bisa dimengerti dan dipahami bagi yang membutuhkan. Silahkan isi kolom komentar jika ada pertanyaan ataupun saran jika ada kekeliruan pada postingan diatas.

Silahkan copas jika perlu, namun jangan lupakan Sumbernya

Semoga bermanfaat

Memahami DATA EXIF Pada Kamera Digital

EXIF adalah singkatan dari Exchangeable Image File, yaitu informasi data yang diterima kamera digital untuk setiap foto yang dihasilkan. Data EXIF ini akan disimpan kamera ketika Anda memotret dengan format JPEG atau TIFF.

Data EXIF atau bisa disebut juga dengan metadata foto berisi informasi tentang waktu pengambilan, settingan eksposur yang dipakai, focal length, white balance dan informasi lainnya. Bahkan dibeberapa kamera Anda bisa melihat jumlah Shutter Count kamera. Jika kamera Anda sudah dilengkapi sistem GPS, data EXIF juga akan menampilkan lokasi dimana foto tersebut diambil.

Untuk bisa melihat informasi data EXIF ini, paling tidak dapat dilakukan dengan 3 cara :
  • Melihat Data EXIF langsung dari kamera. Caranya, pada kemera pilih foto yang ingin diketahui data EXIF nya kemudian tekan tombol info
  • Melihat Data EXIF dengan komputer. Pilih foto dari File Explorer, klik kanan kemudian pilih Properties. Pada Tab General Dapat Anda lihat informasi tentang format foto, size, tanggal dan sejenisnya. Untuk bisa melihat informasi foto secara lengkap dapat Anda lihat pada Tab Details
  • Melihat Data EXIF dengan Photoshop. Apabila Anda sudah membuka file foto dengan Photoshop, Anda bisa juga melihat langsung Data EXIF ini dengan membuka Menu File kemudian pilih File Info.


Kegunaan Data EXIF

Dengan melihat informasi dari Data EXIF ini, akan berguna ketika kita ingin mengevaluasi sebuah foto yang telah kita ambil. Sebagai contoh, ketika Anda melihat file foto lama yang tersimpan dikomputer, Anda berpikir foto ini akan lebih menarik jika memiliki kedalaman DoF yang lebih sempit. Untuk hal ini, Anda bisa melihat settingan Aperture ataupun Focal Length dari data EXIF ini yang kemudian dapat Anda tingkatkan untuk pemotretan berikutnya.

Informasi dari Data EXIF ini juga sangat dibutuhkan oleh para pakar telamatika untuk melihat keaslian sebuah foto. Semoga bermanfaat

15 Teknik Komposisi Yang Akan Membuat Foto Lebih Berkelas

Komposisi fotografi mengacu pada semua elemen yang terdapat dalam sebuah foto. Untuk mendapatkan komposisi yang bagus, kejelian fotografer sangat dibutuhkan dalam menentukan momen atau hal yang apa yang ingin disampaikan dalam sebuah foto. Tidak ada aturan baku yang harus Anda ikuti dalam menentukan komposisi ini, karena setiap foto mempunyai momen dan situasi yang berbeda.

Seperti pada 15 teknik komposisi dibawah ini, bukanlah sebuah aturan yang harus Anda pakai dalam pemotretan, tetapi ini lebih kepada acuan atau panduan untuk bisa mengembangkan teknik komposisi lainnya.

Kita akan mulai dengan teknik yang paling terkenal, Rule of Thirds (RoT)

1. Rule of Thirds

Teknik ini sudah kita bahas sebelumnya, dapat Anda lihat pada Mengenal Komposisi Rule of Third. Seperti yang telah disebutkan, ini adalah teknik komposisi dasar dalam fotografi dan paling sering digunakan para fotografer. Teknik Rule of Third adalah membayangkan semua yang tampak pada foto terbagi menjadi 3 bagian yang sama besar, baik vertikal maupun secara horizontal.

Penerapannya adalah dengan menempatkan objek foto atau elemen paling menarik dalam foto tepat pada garis atau dapat juga pada titik perpotongan garis.


Pada foto diatas, objek orang (yang merupakan objek utama) berada tepat di perpotongan garis Rule of Third. Orang pada foto tersebut tetap menjadi objek utama walaupun hanya berupa titik kecil dalam sebuah foto pemandangan.

Untuk lebih mudah menerapkan teknik Rule of Third, beberapa produsen kamera telah menyertakan kemampuan untuk menampilkan garis-garis Rule of Third ini, sehingga dapat terlihat pada live view kamera. Sebaiknya periksa buku panduan kamera Anda, apakah bisa mengaktifkan fitur ini.

2. Objek Utama Ditengah Foto

Disini kita akan mulai melanggar aturan komposisi Rule of Third dengan meletakkan objek utama ditengah bidang foto. Pastikan objek utama tidak akan "terganggu" oleh elemen pendukung lain yang ada dalam bidang foto.



3. Garis Lurus

Manfaatkan elemen dalam foto yang terlihat lurus untuk menuntun mata pemirsa menuju objek utama pada foto. Garis itu bisa berupa rel kereta api, pagar, jalan, atau apapun yang terlihat lurus menuju objek utama.


4. Kurva atau Garis Lengkung

Memanfaatkan elemen yang berbentuk kurva akan menjadikan foto terlihat lebih menarik. Kehadiran garis-garis melengkung ini menjadikan foto terlihat lebih berkelas.


5. Garis Diagonal atau Garis Miring

Adanya elemen foto yang tampak seperti garis diagonal atau garis miring akan membuat foto terlihat lebih dinamis. Garis diagonal atau garis miring ini contohnya pada atap rumah, arsitektur sebuah jembatan atau pada pemandangan sawah seperti foto dibawah ini.


6. Framing

Temukan sesuatu yang bisa dijadikan bingkai alami untuk objek utama foto Anda. Bisa berupa pintu, gerbang, ataupun ranting pohon. Frame/bingkai ini tidak harus mengelilingi seluruh tepian bidang foto


7. Pola dan Tekstur

Secara alami, manusia tertarik pada sesuatu yang berbentuk pola. Jika Anda melihat ada pola dan tekstur disekitar objek utama, gunakan itu untuk menampilkan foto yang lebih dinamis.


8. Angka Ganjil

Secara visual, sebuah foto yang mempunyai elemen sama akan terlihat menarik jika jumlah elemen tersebut ganjil. Dengan jumlah ganjil ini, akan ada sebuah elemen yang berada ditengah sehingga foto terlihat lebih seimbang.


9. Objek Utama Memenuhi Bidang Foto

Objek utama memenuhi bidang foto atau hanya menyisakan sedikit saja ruang untuk elemen lainnya, akan dapat sangat efektif pada situasi tertentu. Hal ini akan membuat pemirsa dapat melihat objek foto secara detail dan menyeluruh.


10. Ruang Negatif

Ruang negatif pada foto artinya adalah ruang "kosong" yang mengelilingi objek utama pada sebuah foto. Ruang negatif ini dimanfaatkan untuk memperkuat objek utama sehingga foto lebih mudah dipahami dan dinikmati.


11. Memisahkan Objek dengan Background

Ketika memotret, kita sering dihadapkan pada situasi background yang rumit dan berakibat objek utama kurang menonjol pada foto. Dengan memaksimalkan DoF (Depth of Field) yang sempit maka objek utama bisa lebih menonjol dengan background blur. Kitapun sudah membahas tentang bagaimana angka Aperture bisa berpengaruh terhadap hasil foto.


12. Ubah Sudut Pandang

Kebanyakan orang memotret objek dari sudut yang sejajar dengan mata. Fotografer satwa liar sering terlihat tiarap di tanah atau lumpur untuk mendapakatkan hasil yang sempurna.

Untuk mendapatkan komposisi yang berbeda, Andapun perlu mencoba sudut pandang yang berbeda pula. Foto dibawah ini dihasilkan dengan posisi kamera yang sangant dengan tanah


13. Kombinasi Warna

Objek utama memiliki warna yang lebih kontras dengan objek sekitar akan menghasilkan foto yang enak untuk dilihat. Seperti pada foto karya Steve McCurry dibawah ini


14. Rule of Space

Rule of Space berhubungan dengan arah objek pada foto. Misalkan Anda memotret mobil yang sedang melaju, ruang didepan mobil harus lebih banyak daripada ruang dibelakang mobil. Perhatikan kedua contoh foto dibawah. Foto 1 lebih menarik dibandingkan dengan foto 2 karena pengaruh Rule of Space ini

Foto 1
Foto 2

15. Pola Berulang

Pola/pattern secara gampang bisa diartikan sebagai pengulangan. Pengulangan disini biasanya adalah pengulangan bentuk, garis, warna, benda atau objek, dan pengulangan-nya dalam format yang mendekati teratur. Dalam contoh foto diatas kita bisa melihat bagaimana pola garis dalam daun sedemikian teratur dan indah sehingga menyusun komposisinya sendiri. Dan juga tiap kelompok daun memiliki keteraturan yang mirip dengan kelompok daun yang lain.


Selamat mencoba. 15 poin diatas hanya sebagai pengantar untuk bisa lebih mengembangkan teknik komposisi dalam fotografi.

Semoga bermanfaat,.

Mengenal Komposisi Rule of Third Agar Foto Lebih Menarik

Komposisi Rule of Third


Komposisi Rule of Third adalah salah satu teknik komposisi yang harus dikuasai bagi seseorang yang ingin mendalami fotografi. Dengan menggunakan teknik ini, seluruh elemen yang terdapat pada foto akan terlihat lebih seimbang dan menarik sehingga enak untuk dilihat.

Banyak yang bilang, Rule of Third (RoT) ini merupakan aturan dasar dalam menentukan komposisi sebuah foto. Aturan dibuat untuk dilanggar, dengan mengabaikan aturan dasar ini bukan berarti menjadikan foto Anda tidak akan seimbang dan menarik. Setidaknya, masih ada sekitar 15 teknik komposisi yang bisa Anda terapkan untuk menghasilkan foto yang enak untuk dilihat.

Akan tetapi sebelum Anda memutuskan untuk melanggar sebuah aturan, Anda harus mempelajari terlebih dahulu aturan apa yang akan Anda langgar. Dengan memahami aturan komposisi Rule of Third ini, Anda akan dengan mudah mengembangkan teknik komposisi lainnya. Mari kita mulai dengan apa itu aturan Rule of Third.

Prinsip dasar dibalik Rule of Third ini adalah membayangkan bidang foto Anda terbagi menjadi tiga bagian yang sama besar, baik secara vertikal maupun horizontal sehingga ada 9 area yang sama besar pada foto Anda. Perpotongan garis setiap bagian ini akan menghasilkan 4 titik. Lihat gambar dibawah :


Teorinya adalah Anda harus menempatkan Point of Interest atau bagian paling menarik pada foto disalah satu titik tersebut. Dengan demikian foto Anda akan terlihat lebih seimbang dan menarik. Ingat ya, hanya disalah satu titik. Anda dapat mengabaikan 3 titik lainnya.

Foto dibawah ini terlihat bahwa Poin of Interest-nya (disini terlihat sebagai ruang tajam foto) terletak pada salah satu titik perpotongan garis, sehingga foto masih terlihat seimbang meskipun sebagian besar ruang foto berupa bidang kosong (blur).



Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana dalam foto potret yang hanya menampilkan wajah atau kepala seseorang, dimanakah Point of Interest-nya? Jawabannya adalah pada mata, karena ini adalah titik fokus alami pada sebuah foto potret.

Foto dibawah ini juga menempatkan mata lebah di perpotongan garis Rule of Third.


Dengan menempatkan Point of Interest alias bagian paling menarik pada foto disalah satu perpotong garis Rule of Third maka sebuah foto akan lebih terlihat seimbang dan menarik.

Sekarang mari kita kembangkan sedikit aturan Rule of Third ini dengan menggunakan garis yang ada. Kita mempunyai 4 garis pada Rule of Third ini, vertikal dan horizontal. Perhatikan gambar dibawah :


Untuk penerapannya, Anda bisa memposisikan objek yang ingin ditonjolkan pada foto pada salah satu garis yang ada pada Rule of Third ini. Foto dibawah ini mungkin terlihat "agak canggung" jika posisi objek utama diletakkan ditengah frame foto. Dengan menempatkannya tepat di salah satu garis, maka foto jadi lebih enak dilihat


Hal yang sama juga berlaku pada foto pemandangan. Teknik untuk sebuah foto landscape adalah dengan memposisikan garis pemisah antara dua elemen (misalkan sungai dengan tebing atau laut dengan langit) disepanjang garis Rule of Third. Coba Anda bayangkan dimana kira-kira letak garis Rule of Third pada foto dibawah ini :


Bagaimana Menerapkan Aturan Rule of Third ini Dalam Pemotretan?

Setidaknya ada tiga hal yang harus kita ingat dalam menerapkan aturan Rule of Third ini :
  • Poin of Interest atau bagian mana yang paling menarik pada foto. Dengan kata lain, apa objek utama pada foto yang ingin kita tonjolkan
  • Bayangkan titik atau garis Rule of Third ada pada foto
  • Posisikan Objek utama pada salah satu titik atau garis tersebut
Sekali lagi, ingat bahwa aturan ini ada untuk dilanggar. Akan lebih baik jika Anda memahami dan menerapkannya terlebih dahulu sebelum benar-benar melanggar aturan komposisi dasar fotografi ini.

Terakhir, ingat juga aturan Rule of Third ini ketika Anda melakukan pengeditan foto, dengan Photoshop misalnya. Cobalah dengan foto yang Anda simpan saat ini dan lihat apa dampaknya pada foto Anda.

Semoga bermanfaat,

Memahami DoF(Depth of Field) dan Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhinya

Pada postingan sebelumnya tentang Aperture, telah kita ketahui bahwa angka Aperture akan berdampak pada DoF(Depth of Field). Pada postingan ini kita akan mengenal DoF atau Depth of Field lebih jauh dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.


Apa Itu DoF atau Depth of Field

Sederhananya, DoF atau Depth of Field adalah ukuran seberapa luas/seberapa jauhnya area yang tampak fokus/tajam pada foto. Area fokus pada setiap foto itu bervariasi. Foto pemandangan umumnya memiliki area fokus yang merata, artinya hampir semua bagian pada foto terlihat tajam tanpa ada blur sama sekali. Beda dengan beberapa foto serangga yang justru hanya menampilkan sedikit bagian yang fokus/tajam sedangkan bagian lainnya terlihat blur.

Sebuah foto dikatakan memiliki DoF yang lebar jika sebagian besar dari objek foto memiliki tingkat ketajaman yang merata. Sedangkan DoF sempit berarti hanya bagian tertentu dari foto yang terlihat tajam sedangkan bagian lainnya akan blur.

Foto gantungan baju diatas merupakan contoh foto yang memiliki DoF sempit. Sedangkan foto dibawah ini adalah contoh foto dengan DoF lebar


Beberapa Faktor Yang Dapat Mempengaruhi DoF

Setidaknya ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi DoF atau Depth of Field ini. Anda dapat mengkombinasikan keempat faktor ini untuk mendapatkan DoF yang diinginkan :

1. Aperture

Seperti yang telah disebutkan, aperture akan berdampak pada area fokus pada foto. Angka Aperture kecil (bukaan lensa besar) akan menghasilkan DoF yang sempit, dan sebaliknya angka Aperture besar (bukaan lensa kecil) akan menghasilkan DoF yang lebar. Silahkan baca tentang Aperture disini

2. Focal Length atau Panjang Fokus

Focal Length mengacu pada kemampuan lensa untuk memperbesar objek foto yang jauh. Semakin panjang Focal Length maka DoF akan semakin sempit dan sebaliknya Focal Length pendek akan menghasilkan DoF yang lebih luas. Artinya Focal Length pada angka 105 mm akan menghasilkan DoF yang lebih sempit dibandingkan Focal Length pada angka 18 mm. Silahkan baca tentang Focal Length disini

3. Jarak Kamera dengan Objek Foto

Semakin dekat jarak antara kamera dengan objek yang difoto maka DoF akan semakin sempit dan begitu juga sebaliknya.

4. Ukuran Sensor

Sebuah sensor pada kamera akan menerima cahaya yang direkam kemudian mengolahnya menjadi sebuah foto (baca lagi tentang cara kerja kamera). Ukuran sensor yang dimiliki setiap kamera berbeda. Sensor kamera yang lebih besar memiliki banyak keunggulan, diantaranya adalah ketajaman fokus yang dihasilkan. Dengan kelebihannya itu, sensor kamera yang lebih besar juga akan mempengaruhi DoF yang dihasilkan.

Kapan Saya Harus Menggunakan DoF Lebar dan Kapan Harus Menggunakan DoF Sempit

Sejatinya, setiap fotografer harus sudah menentukan foto seperti apa yang ingin ditampilkan sebelum menekan tombol Shutter. Sebuah foto pemandangan akan terlihat indah jika semua elemen pada foto meiliki tingkat ketajaman yang merata (DoF Lebar). Begitu juga dengan foto group, yang mana setiap orang dalam foto harus terlihat fokus.

DoF sempit adalah salah satu cara untuk menampilkan objek foto Anda lebih menonjol dari background-nya sehingga banyak digunakan pada foto potret, fotografi satwa liar ataupun foto olah raga.

Memahami Aperture Serta Apa Pengaruhnya Terhadap Hasil Foto



Pada postingan-postingan sebelumnya, saya sudah menulis tiga elemen penting yang harus dikuasai Fotografer untuk bisa keluar dari mode Auto pada kamera (Silahkan Baca Disini). Ketiga elemen itu adalah ISO, Shutter Speed dan Aperture. Dua elemen telah kita bahas sebelumnya, sekarang kita akan fokus pada elemen ketiga yaitu Aperture.

Apa itu Aperture dalam fotografi?

Secara ringkas Aperture adalah bukaan pada lensa.
Jika Anda sudah membaca tentang bagaimana kamera menghasilkan foto, dijelaskan bahwa ketika kita menekan tombol shutter pada kamera, pantulan cahaya dari objek foto akan masuk melewati sebuah lobang pada lensa untuk diteruskan ke sensor digital. Besarnya bukaan lobang pada lensa ini ditentukan oleh angka Aperture yang dipilih. Semakin besar ukuran lobang ini, akan semakin banyak cahaya yang masuk - semakin kecil ukuran lobang, semakin sedikit cahaya yang masuk.

Masih ingat dengan aturan Segitiga Eksposur? Ketiga elemen itu harus diatur sebelum menekan tombol Shutter agar foto yang dihasilkan bisa sesuai dengan keinginan fotografer. Jika Anda menggunakan Aperture/bukaan lensa kecil pada malam hari, berarti dua elemen lainnya juga harus disesuaikan agar foto tidak terlalu Under Eksposur atau Over Eksposur. Misalnya dengan menurunkan angka Shutter speed agar sensor lebih lama menerima cahaya atau dengan menaikkan angka ISO untuk meningkatkan sensitifitas sensor menerima cahaya.


Gambar diatas adalah ilustrasi bagaimana angka Aperture berdampak pada lobang lensa. Seperti yang Anda lihat, Aperture biasa di tulis dengan f / angka (disebut juga f-stops). Semakin kecil angka f-stops berarti bukaan lensa semakin besar. Jadi angka f/1.4 bukaan lensanya jauh lebih besar ketimbang f/22.

Pengaruh Aperture Terhadap Hasil Foto

Besarnya angka Aperture akan berdampak pada daerah ketajaman yang ada pada foto. Lihat foto dibawah ini :



Objek utama pada foto terlihat lebih tajam sedangkan bagian lainnya terlihat blur/kabur. Dalam fotografi ini dikenal dengan istilah DoF (Depth of Field). Lebih lanjutnya tentang DoF Silahkan Klik Disini. Semakin besar bukaan lensa (angka Aperture kecil), maka bagian blur tersebut akan semakin jelas terlihat (daerah fokus pada foto semakin menyempit). Dan sebaliknya, semakin kecil bukaan lensa (angka Aperture besar) maka daerah yang fokus pada foto akan semakin luas.

Foto pemandangan, foto group, adalah contoh penggunaan bukaan kecil agar semua yang terlihat pada foto bisa tajam atau fokus. Foto Close up, foto serangga adalah contoh penggunaan bukaan lensa besar agar objek utama bisa terlihat lebih fokus dan background akan jadi samar atau blur.

Biasanya, lensa kit (lensa bawaan kamera) mempunyai angka Aperture antara f/3.5 - f/22, artinya bukaan lensa terbesarnya adalah f/3.5 dan bukaan terkecilnya adalah f/22. Jika ingin mendapatkan foto dengan latar belakang yang blur maka Anda harus "upgrade" lensa untuk mendapatkan bukaan yang lebih lebar.

Semoga bermanfaat,

APA ITU EKSPOSURE DALAM FOTOGRAFI

Memahami Eksposure Untuk Memaksimalkan Kreatifitas Dalam fotografi

Bagi Anda yang masih baru "memegang" kamera, khususnya DSLR, mode Auto pada kamera dapat memudahkan dalam melakukan pemotretan. Anda tidak perlu lagi melakukan settingan apapun pada kamera, tinggal bidik dan shoot. Sangat simpel...


Dengan memakai mode auto ini, kamera akan memilih settingan paling tepat agar foto tidak under exposure(terlalu gelap) atau over exposure(terlalu terang). Lampu Flash akan menyala jika foto dianggap terlalu gelap, dan sebaliknya akan diam/mati jika kamera menganggap bahwa cahaya yang diperlukan untuk pemotretan sudah pas. Canggih bukan?

Hanya saja, dengan memilih mode Auto ini, kreatifitas Anda sebagai pemegang dan pengambil foto dibatasi karena hasil foto yang didapat dengan mode Auto ini adalah hasil seperti apa yang kamera mau, bukan berdasarkan seperti apa yang diinginkan si fotografer. Coba Anda lihat gambar dibawah ini :

Aliran air seperti foto diatas bisa dibilang sangat tidak mungkin jika menggunakan mode Auto pada kamera. Itu harus melalui beberapa settingan Eksposur yang dilakukan Fotografer sehingga mendapatkan foto aliran air yang tampak lembut dan halus. Jika Anda pernah melihat foto pemandangan malam suatu kota dengan lampu-lampu menakjubkan, foto seseorang dengan background blur (lebih dikenal dengan istilah bokeh), atau foto pemandangan alam dengan langit yang bertabur bintang, itu adalah beberapa contoh pengaruh dari settingan angka Eksposur pada kamera.

Nah, bagi Anda yang tertarik atau ingin "naik kelas" dari mode Auto pada kamera serta ingin lebih memaksimalkan lagi kreatifitas dalam fotografi, Anda harus mengenal dan paham dulu tentang Eksposur dalam fotografi.

Jadi, Apa Itu Eksposur atau Exposure Dalam Fotografi?

Pada Intinya Eksposur/Exposure adalah jumlah cahaya yang diterima sensor dalam sebuah kamera untuk menghasilkan sebuah foto. Sensor ini menerima pantulan cahaya dari objek foto dan selanjutnya diproses untuk dijadikan sebuah foto. Mungkin akan lebih baik jika Anda membaca sekilas tentang bagaimana kamera bisa menghasilkan sebuah foto, silahkan klik disini

Ketika kita mendapatkan hasil foto terasa lebih gelap (under exposure) artinya sensor menerima jumlah cahaya yang kurang. Jika mendapatkan hasil foto yang terlalu terang (over exposure) artinya sensor terlalu banyak menerima cahaya.

Secara standar, foto yang baik adalah foto dengan eksposure yang pas. Akan tetapi bukan berarti foto Under Exposure atau Over Exposure itu harus dihindari. Semua tergantung kreatifitas dan keinginan fotografer.

Coba perhatikan dua foto dibawah ini. Gambar 1 adalah foto under exposure. Si fotografer menurunkan sedikit angka Eksposur, sehingga objek foto akan jadi gelap namun langit terlihat indah.
1
Sedangkan gambar 2 adalah foto Over Exposure. Fotografer menaikkan angka Eksposure sehingga foto lebih terlihat cerah dan bersih.
2
Bagaimana Cara Mengatur Eksposur/Exposure dalam Fotografi?

Ada tiga elemen yang harus Anda pahami untuk  dapat mengatur angka Eksposur agar sesuai dengan keinginan. Ketiga elemen ini biasa disebut dengan Segitiga Eksposur atau Segitiga Fotografi. Ini adalah kunci dasar yang harus Anda kuasai untuk bisa lebih mendalami ilmu fotografi. Ketiga elemen itu adalah Aperture, Shutter Speed dan ISO.

Sekali lagi saya menyarankan, agar lebih mudah memahami segitiga eksposur ini, Anda membaca dulu tentang bagaimana kamera bisa menghasilkan sebuah foto. Karena ketiga elemen ini berkaitan dengan bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Secara singkat, Aperture adalah seberapa besar lobang pada lensa ketika foto diambil. Shutter speed adalah rentang waktu yang dibutuhkan "jendela" didepan sensor tetap terbuka agar cahaya bisa masuk menuju sensor. ISO adalah seberapa sensitifnya sensor menerima cahaya.

Saya sudah membahas pada dua postingan sebelumnya tentang Apa itu Segitiga Eksposur dan Apa Pengaruhnya Pada Hasil Foto. Dua postingan tersebut semoga bisa memberi manfaat untuk dapat lebih memahami Eksposur dalam Fotografi ini.

Semoga bisa bermanfaat,